BANTUL–Kalurahan Murtigading, Sanden, Bantul, menjadi wilayah pertama yang mendeklarasikan diri sebagai Desa Anti Politik Uang (APU) di Bantul. Pendiriannya didorong kesadaran tokoh masyarakat mengenai praktik buruk politik uang di masyarakat.
Siang itu, ditengah kesibukannya, Koodinator Advokasi Tim APU, Kalurahan Murtigading, Fauzi Ahmad Noor menuturkan penduduk Murtigading sebagian besar beragama Islam, karena itu, pihaknya melakukan pendekatan untuk meningkatkan kesadaran anti politik yang melalui kutbah saban Jumatan. Disitu, ditekankan bahwa politik yang tidak sejalan dengan hadist nabi.
“Kita memberikan pencerdasan pada masyarakat lewat kutbah, [ditekankan] orang yang melakukan suap menyuap dilaknat Allah,” katanya, Senin (30/9/2024).
Dia menuturkan Tim APU Murtigading setiap minggu menyusun teks khotbah dengan tajuk mengenai praktik buruk politik uang yang tidak sejalan dnegan ajaran agama. Disitu, disebabkan beberapa hadist yang melarang praktik itu.
Dia berhadap khutbah setiap jumatan dapat didengar masyarakat. Dan dapat menyurutkan praktik politik uang.
Selain itu, dia dan timnya juga melakukan gerakan door to door dengan mendatangi setiap rumah warga untuk menyosialisasikan mengenai politik uang dan menempelkan sticker. Di sticker tersebut ada nomor hotline yang dapat dihubungi apabila masyarakat menemukan dugaan praktik politik uang. Pihaknya juga telah menyosialisasikan terkait politik uang melalui berbagai kegiatan di seluruh padukuhan di Murtigading.
Dia menceritakan embrio Desa APU di Murtigading dimulai sejak tahun 2016. Awalnya, Desa APU hanya sebuah gerakan di masyarakat yang dimotori oleh beberapa pemuda dan tokoh masyarakat yang resah akan adanya politik uang dalam tiap perhelatan politik.
“Yang namanya hajatan demokrasi, itu identik dengan [istilah] wani piro,” ujarnya, Senin (30/9/2024).
sumber: https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2024/10/01/511/1190005/melawan-budaya-wani-piro-melalui-gerakan-masyarakat-anti-politik-uang